BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.
Keperawatan Komunitas
2.1.1.
Pengertian Keperawatan
Komunitas
Komunitas (community)
adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai persamaan nilai (values),
perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus dengan batas-batas
geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah melembaga (Sumijatun et.
al, 2006). Misalnya di dalam kesehatan di kenal kelompok ibu hamil, kelompok
ibu menyusui, kelompok anak balita, kelompok lansia, kelompok masyarakat dalam
suatu wilayah desa binaan dan lain sebagainya. Sedangkan dalam kelompok
masyarakat ada masyarakat petani, masyarakat pedagang, masyarakat pekerja,
masyarakat terasing dan sebagainya (Mubarak, 2006).
Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan
yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public
health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta
mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa
mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu
yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok serta masyarakat sebagai
kesatuan utuh melalui proses keperawatan (nursing process) untuk
meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga mampu mandiri
dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2006).
Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan
keperawatan yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan
berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga,
kelompok serta masyarakat melalui langkah-langkah seperti pengkajian,
perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan (Wahyudi, 2010).
Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat adalah individu,
keluarga/ kelompok dan masyarakat dengan fokus upaya kesehatan primer, sekunder
dan tersier. Oleh karenanya pendidikan masyarakat tentang kesehatan dan
perkembangan sosial akan membantu masyarakat dalam mendorong semangat untuk
merawat diri sendiri, hidup mandiri dan menentukan nasibnya sendiri dalam
menciptakan derajat kesehatan yang optimal (Elisabeth, 2007).
Peran serta masyarakat diperlukan dalam hal perorangan.
Komunitas sebagai subyek dan obyek diharapkan masyarakat mampu mengenal,
mengambil keputusan dalam menjaga kesehatannya. Sebagian akhir tujuan pelayanan
kesehatan utama diharapkan masyarakat mampu secara mandiri menjaga dan
meningkatkan status kesehatan masyarakat (Mubarak, 2005).
2.1.2.
Paradigma Keperawatan
Komunitas
Paradigma keperawatan
komunitas terdiri dari empat komponen pokok, yaitu manusia, keperawatan,
kesehatan dan lingkungan (Logan & Dawkins, 1987). Sebagai sasaran praktik
keperawatan klien dapat dibedakan menjadi individu, keluarga dan masyarakat.
a. Individu
Sebagai Klien
Individu adalah anggota keluarga
yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi, psikologi, social dan
spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi
kebutuhan dasarnya yang mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan
spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan,
kurangnya kemauan menuju kemandirian pasien/klien.
b. Keluarga
Sebagai Klien
Keluarga merupakan
sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus menerus dan terjadi
interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara bersama-sama, di
dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam
fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan
fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan
aktualisasi diri. Beberapa alasan yang menyebabkan keluarga merupakan salah
satu fokus pelayanan keperawatan yaitu:
1)
Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan lembaga yang
menyangkut kehidupan masyarakat.
2)
Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah, memperbaiki
ataupun mengabaikan masalah kesehatan didalam kelompoknya sendiri.
3)
Masalah kesehatan didalam keluarga saling berkaitan. Penyakit yang diderita
salah satu anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh anggota keluarga
tersebut.
c. Masyarakat
Sebagai Klien
Masyarakat memiliki ciri-ciri
adanya interaksi antar warga, diatur oleh adat istiadat, norma, hukum dan
peraturan yang khas dan memiliki identitas yang kuat mengikat semua warga. Kesehatan
dalam keperawatan kesehatan komunitas didefenisikan sebagai kemampuan
melaksanakan peran dan fungsi dengan efektif. Kesehatan adalah proses yang
berlangsung mengarah kepada kreatifitas, konstruktif dan produktif. Menurut
Hendrik L. Blum ada empat faktor yang mempengaruhi kesehatan, yaitu lingkungan,
perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan.
Lingkungan terdiri dari
lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik yaitu lingkungan yang
berkaitan dengan fisik seperti air, udara, sampah, tanah, iklim, dan perumahan.
Contoh di suatu daerah mengalami wabah diare dan penyakit kulit akibat
kesulitan air bersih. Keturunan merupakan faktor yang telah ada pada diri
manusia yang dibawanya sejak lahir, misalnya penyakit asma. Keempat faktor
tersebut saling berkaitan dan saling menunjang satu dengan yang lainnya dalam
menentukan derajat kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Keperawatan dalam
keperawatan kesehatan komunitas dipandang sebagai bentuk pelayanan esensial
yang diberikan oleh perawat kepada individu, keluarga, dan kelompok dan
masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan meliputi promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitative dengan menggunakan proses keperawatan untuk mencapai
tingkat kesehatan yang optimal. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan
professional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan dalam bentuk pelayanan
biologi, psikologi, sosial dan spiritual secara komprehensif yang ditujukan
kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus
hidup manusia. Lingkungan dalam paradigma keperawatan berfokus pada lingkungan
masyarakat, dimana lingkungan dapat mempengaruhi status kesehatan manusia.
Lingkungan disini meliputi lingkungan fisik, psikologis, sosial dan budaya dan
lingkungan spiritual.
2.1.3.
Ruang Lingkup Keperawatan
Komunitas
a.
Upaya Promotif
Untuk meningkatkan kesehatan
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat dengan jalan:
1)
Penyuluhan kesehatan masyarakat
2)
Peningkatan gizi
3)
Pemeliharaan kesehatan perorangan
4)
Pemeliharaan kesehatan lingkungan, olahraga secara teratur
5)
Rekreasi
6)
Pendidikan seks
b. Upaya
Preventif
Untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan
terhadap individu, keluaga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan:
1)
Imunisasi masal terhadap bayi dan balita
2)
Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas, maupun
kunjungan rumah
3)
Pemberian vitamin A, yodium melalui posyandu, puskesmas, ataupun di rumah
4)
Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas, dan menyusui
c.
Upaya Kuratif
Untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga,
kelompok yang menderita penyakit ataupun masalah kesehatan melalui:
1)
Perawatn orang sakit di rumah (home nursing)
2)
Perawatn orang sakit sebagai tindak lanjut keperawatan dari puskesmas dan
Rumah Sakit
3)
Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah ibu bersalin dan
nifas
4)
Perawatan tali pusat bayi baru lahir
d. Upaya
Rehabilitatif
Upaya pemulihan kesehatan bagi penderita yang dirawat di
rumah maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang
sama.
1)
Pelatihan fisik bagi yang mengalami gangguan fisik seperti penderita kusta,
patah tulang, kelainan bawaan
2)
Pelatihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu,
seperti TBC, pelatihan nafas dan batuk, penderita struk melalui fisioterafi
e. Upaya
Resosialitatif
Upaya untuk mengembalkan individu, keluarga, dan kelompok
khusus kedalam pergaulan masyarakat.
2.1.4.
Falsafah Keperawatan
Komunitas
Falsafah adalah keyakinan
terhadap nilai – nilai yang menjadi pedoman untuk mencapai suatu tujuan atau
sebagai pandangan hidup. Falsafah keperawatan memandang keperawatan sebagai
pekerjaan yang luhur dan manusiawi.
Penerapan falsafah dalam keperawatan kesehatan komunitas, yaitu:
Penerapan falsafah dalam keperawatan kesehatan komunitas, yaitu:
a.
Pelayanan keperawatan kesehatan komunitas merupakan bagian integral dari
upaya kesehatan yang harus ada dan terjangkau serta dapat di terima oleh semua
orang.
b.
Upaya promotif dan preventif adalah upaya pokok tanpa mengabaikan upaya
kuratif dan rehabilitatif.
c.
Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien berlangsung secara
berkelanjutan.
d.
Perawat sebagai provider dan klien sebagai konsumer pelayan¬an kesehatan,
menjalin suatu.hubungan yang saling mendukung dan mempengaruhi perubahan dalam
kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan.
e.
Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan berkesinambungan.
f.
Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggungjawab atas kesehatannya. la
harus ikut mendorong, medidik, dan berpartisipasi secara aktif dalam pelayanan
kesehatan mereka sendiri.
2.1.5.
Filosofi Keperawatan
Komunitas
Menurut Helvie (1991) keperawatan komunitas memiliki
filosofi sebagai berikut:
a.
Kesehatan dan hidup produktif lebih lama adalah hak semua orang
b.
Semua penduduk mempunyai kebutuhan belajar kesehatan
c.
Beberapa klien tidak mengenal kebutuhan belajarnya dapat membantu
meningkatkan kesehatannya
d.
Penduduk menerima dan menggunakan informasi yang bermanfaat bagi dirinya
e.
Kesehatan adalah suatu yang bernilai bagi klien dan memiliki prioritas yang
berbeda pada waktu yang berbeda
f.
Konsep dan nilai kesehatan berbeda pada setiap orang bergantung pada latar
belakang budaya, agama dan sosial klien
g.
Autonomi individu dan komunitas dapat diberikan prioritas yang berbeda pada
waktu yang berbeda
h.
Klien adalah fleksibel dan dapat berubah dengan adanya perubahan rangsang
internal dan eksternal
i.
Klien dimotivasi menuju pertumbuhan
j.
Kesehatan adalah dinamis bagi klien terhadap perubahan lingkungannya
k.
Klien bergerak dalam arak berbeda sepanjang rentang sehat pada waktu yang
berbeda
l.
Fungsi terbesar keperawatan kesehatan komunitas adalah membantu klien
bergerak kea rah kesejahteraan lebih tinggi yang dilakukan dengan menggunakan
kerangka teori dan pendekatan sistematik
m. Pengetahuan dan teknologi
kesehatan baru yang terjadi sepanjang waktu akan merubah kebutuhan kesehatan
2.1.6.
Tujuan dan Fungsi Keperawatan
Komunitas
Keperawatan komunitas merupakan
suatu bentuk pelayanan kesehatan yang dilakukan sebagai upaya dalam pencegahan
dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui pelayanan keperawatan
langsung (direction) terhadap
individu, keluarga dan kelompok didalam konteks komunitas serta perhatian
lagsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat dan mempertimbangkan masalah atau
isu kesehatan masyarakat yang dapat mempengaruhi individu, keluarga serta
masyarakat.
a. Tujuan
Umum
Meningkatkan derajat
kesehatan dan kemampuan masyarakat secara meyeluruh dalam memelihara
kesehatannya untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal secara mandiri.
b. Tujuan
Khusus
1)
Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat
2)
Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk
melaksanakan upaya perawatan dasar dalam rangka mengatasi masalah keperawatan
3)
Tertanganinya kelompok keluarga rawan yang memerlu¬kan pembinaan dan asuhan
keperawatan
4)
Tertanganinya kelompok masyarakat khusus/rawan yang memerlukan pembinaan
dan asuhan keperawatan di rumah, di panti dan di masyarakat
5)
Tertanganinya kasus-kasus yang memerlukan penanganan tindaklanjut dan
asuhan keperawatan di rumah
6)
Terlayaninya kasus-kasus tertentu yang termasuk kelompok resiko tinggi yang
memerlukan penanganan dan asuhan keperawatan di rumah dan di Puskesmas
7)
Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan sosial untuk menuju
keadaan sehat optimal
c. Fungsi
1)
Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi kesehatan
masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan
keperawatan.
2)
Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan kebutuhannya
dibidang kesehatan
3)
Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah,
komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta masyarakat
4)
Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan permasalahan
atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan pelayanan yang cepat dan
pada akhirnya dapat mempercepat proses penyembuhan (Mubarak, 2006).
2.1.7.
Sasaran Keperawatan
Komunitas
Sasaran keperawatan
komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga, dan kelompok
yang beresiko tinggi seperti keluarga penduduk di daerah kumuh, daerah
terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok bayi, balita dan
ibu hamil. Menurut Anderson (1988) sasaran keperawatan komunitas terdiri dari
tiga tingkat yaitu:
a.
Tingkat Individu
Perawat memberikan asuhan
keperawatan kepada individu yang mempunyai masalah kesehatan tertentu (misalnya
TBC, ibu hamil d1l) yang dijumpai di poliklinik, Puskesmas dengan sasaran dan
pusat perhatian pada masalah kesehatan dan pemecahan masalah kesehatan
individu.
b.
Tingkat Keluarga
Sasaran kegiatan adalah
keluarga dimana anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan dirawat sebagai
bagian dari keluarga dengan mengukur sejauh mana terpenuhinya tugas kesehatan
keluarga yaitu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk mengatasi
masalah kesehatan, memberikan perawatan kepada anggota keluarga, menciptakan
lingkungan yang sehat dan memanfaatkan sumber daya dalam masyarakat untuk
meningkatkan kesehatan keluarga.
Prioritas pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat difo¬kuskan pada keluarga rawan yaitu:
Prioritas pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat difo¬kuskan pada keluarga rawan yaitu:
Keluarga yang belum
terjangkau pelayanan kesehatan, yaitu keluarga dengan: ibu hamil yang belum
ANC, ibu nifas yang persalinannya ditolong oleh dukun dan neo¬natusnya, balita
tertentu, penyakit kronis menular yang tidak bisa diintervensi oleh program,
penyakit endemis, penyakit kronis tidak menular atau keluarga dengan kecacatan
tertentu (mental atau fisik).
Keluarga dengan resiko tinggi, yaitu
keluarga dengan ibu hamil yang memiliki masalah gizi, seperti anemia gizi
be-rat (HB kurang dari 8 gr%) ataupun Kurang Energi Kronis (KEK), keluarga
dengan ibu hamil resiko tinggi seperti perdarahan, infeksi, hipertensi,
keluarga dengan balita dengan BGM, keluarga dengan neonates BBLR, keluarga
dengan usia lanjut jompo atau keluarga dengan kasus percobaan bunuh diri.
c.
Tingkat Komunitas
Dilihat sebagai suatu kesatuan dalam komunitas sebagai klien
1)
Pembinaan kelompok khusus
2)
Pembinaan desa atau masyarakat bermasalah
2.1.1.
Strategi Keperawatan
Komunitas
Dalam melaksanakan program asuhan keperawatan komunitas
perlu digunakan strategi sebagai berikut:
a.
Locality Development: yang menekankan pada peran serta masyarakat dan
masyarakat terlibat langsung dalam proses pengkajian, perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi
b.
Social Planning: dapat berubah dan dibuat oleh para ahli dengan menggunakan
birokrasi
c.
Social Action: adanya proses perubahan yang berfokus pada masyarakat atau
program yang dibuat oleh pemerintah untuk perubahan yang mendasar. Sedangkan
dalam melaksanakan program pelayanan keperawatan kesehatan komunitas perlu juga
diberi strategi:
1)
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga pengelola perawatan
kesehatan komunitas serta tenaga pelaksana puskesmas melalui kegiatan
penataran.
2)
Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sector, melalui kegiatan
temu karya dan forum pertemuan di kecamatan ataupun puskesmas.
3)
Membantu masyarakat dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan melalui
pendidikan kesehatan pada keluarga, memberikan bimbingan teknis dalam bidang
kesehatan khususnya pelayanan keperawatan.
4)
Mengadakan buku-buku pedoman pelayanan keperawatan.
5)
Sesuai dengan teori Blum bahwa derajat kesehatan seseorang dapat
dipengaruhi oleh 4 faktor:
·
lingkungan, yaitu segala sesuatu yang berada disekeliling keluarga dimana
ia tumbuh dan berkembang. Factor ini mencakup lingkungan. Fisik, social budaya,
dan biologi.
·
Perilaku dari keluarga, baik sebagai satu kesatuan terkecil dalam
masyarakat, maupun perilaku dari tiap anggota keluarga tersebut.
·
Pelayanan kesehatan, terutama pelayanan kesehatan keluarga baik sebagai
upaya professional maupun sebagai upaya pelayanan swadaya masyarakat dan atau
keluarga sendiri.
·
Keturunan, yaitu sifat genetika yang ada dan diturunkan kepada keluarga
2.1.2.
Prinsip Dasar Keperawatan
Komunitas
Pada perawatan kesehatan
masyarakat harus mempertimbangkan beberapa prinsip, yaitu:
a.
Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan
keperawatan harus memberikan manfaat yang besar bagi komunitas. Intervensi atau
pelaksanaan yang dilakukan harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi
komunitas, artinya ada keseimbangan antara manfaat dan kerugian (Mubarak,
2005).
b.
Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam
waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan serta melakukan kerja sama lintas
program dan lintas sektoral (Riyadi, 2007).
c.
Secara langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara
langsung mengkaji dan intervensi, klien dan lingkunganya termasuk lingkungan
sosial, ekonomi serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan
(Riyadi, 2007).
d.
Keadilan
Tindakan yang dilakukan
disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari komunitas itu sendiri. Dalam
pengertian melakukan upaya atau tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas
komunitas (Mubarak, 2005).
e.
Otonomi
Klien atau komunitas diberi
kebebasan dalam memilih atau melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam
menyelesaikan masalah kesehatan yang ada (Mubarak, 2005).
2.1.3.
Peran Perawat Komunitas
Banyak peranan yang dapat
dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat diantaranya adalah:
a.
Sebagai penyedia pelayanan (Care provider)
Memberikan asuhan
keperawatan melalui mengkaji masalah skeperawatan yang ada, merencanakan
tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan dan mengevaluasi
pelayanan yang telah diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
b.
Sebagai Pendidik dan konsultan (Nurse Educator and Counselor)
Memberikan pendidikan
kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik di rumah,
puskesmas, dan di masyarakat secara terorganisir dalam rangka menanamkan
perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang diharapkan
dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Konseling adalah proses membantu
klien untuk menyadari dan mengatasi tatanan psikologis atau masalah sosial
untuk membangun hubungan interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan
perkembangan seseorang. Di dalamnya diberikan dukungan emosional dan
intelektual.
Proses pengajaran mempunyai
4 komponen yaitu : pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini
sejalan dengan proses keperawatan dalam fase pengkajian seorang perawat
mengkaji kebutuhan pembelajaran bagi pasien dan kesiapan untuk belajar. Selama
perencanaan perawat membuat tujuan khusus dan strategi pengajaran. Selama
pelaksanaan perawat menerapkan strategi pengajaran dan selama evaluasi perawat
menilai hasil yang telah didapat (Mubarak, 2005).
c.
Sebagai Panutan (Role Model)
Perawat kesehatan masyarakat
harus dapat memberikan contoh yang baik dalam bidang kesehatan kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang
dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat.
d.
Sebagai pembela (Client Advocate)
Pembelaan dapat diberikan
kepada individu, kelompok atau tingkat komunitas. Pada tingkat keluarga,
perawat dapat menjalankan fungsinya melalui pelayanan sosial yang ada dalam
masyarakat. Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan
termasuk di dalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan
kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Mubarak, 2005). Tugas
perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab membantu klien dan
keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan
dan dalam memberikan informasi hal lain yang diperlukan untuk mengambil
persetujuan (Informed Concent) atas tindakan keperawatan yang
diberikan kepadanya. Tugas yang lain adalah mempertahankan dan melindungi
hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah
sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan (Mubarak, 2005).
e.
Sebagai Manajer kasus (Case Manager)
Perawat kesehatan masyarakat
diharapkan dapat mengelola berbagai kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan
masyarakat sesuai dengan beban tugas dan tanggung jawab yang dibebankan
kepadanya.
f.
Sebagai kolaborator
Peran perawat sebagai
kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara bekerjasama dengan tim kesehatan
lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli radiologi, dan lain-lain dalam
kaitanya membantu mempercepat proses penyembuhan klien Tindakan kolaborasi atau
kerjasama merupakan proses pengambilan keputusan dengan orang lain pada tahap
proses keperawatan. Tindakan ini berperan sangat penting untuk merencanakan
tindakan yang akan dilaksanakan (Mubarak, 2005).
g.
Sebagai perencana tindakan lanjut (Discharge Planner)
Perencanaan pulang dapat
diberikan kepada klien yang telah menjalani perawatan di suatu instansi
kesehatan atau rumah sakit. Perencanaan ini dapat diberikan kepada klien
yang sudah mengalami perbaikan kondisi kesehatan.
h.
Sebagai pengidentifikasi masalah kesehatan (Case Finder)
Melaksanakan
monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut masalah-masalah kesehatan dan
keperawatan yang timbul serta berdampak terhadap status kesehatan melalui
kunjungan rumah, pertemuan-pertemuan, observasi dan pengumpulan data.
i.
Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services)
Peran perawat sebagai
koordinator antara lain mengarahkan, merencanakan dan mengorganisasikan
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien. Pelayanan dari semua anggota
tim kesehatan, karena klien menerima pelayanan dari banyak profesional
(Mubarak, 2005).
j.
Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent and Leader)
Pembawa perubahan adalah
seseorang atau kelompok yang berinisiatif merubah atau yang membantu orang lain
membuat perubahan pada dirinya atau pada sistem. Marriner torney
mendeskripsikan pembawa peubahan adalah yang mengidentifikasikan masalah,
mengkaji motivasi dan kemampuan klien untuk berubah, menunjukkan alternative,
menggali kemungkinan hasil dari alternatif, mengkaji sumber daya, menunjukkan
peran membantu, membina dan mempertahankan hubungan membantu, membantu selama
fase dari proses perubahan dan membimibing klien melalui fase-fase ini
(Mubarak, 2005).
Peningkatan dan perubahan
adalah komponen essensial dari perawatan. Dengan menggunakan proses
keperawatan, perawat membantu klien untuk merencanakan, melaksanakan dan
menjaga perubahan seperti : pengetahuan, ketrampilan, perasaan dan perilaku
yang dapat meningkatkan kesehatan (Mubarak, 2005).
k.
Pengidentifikasi dan pemberi pelayanan komunitas (Community Care Provider And Researcher)
Peran ini termasuk dalam
proses pelayanan asuhan keperawatan kepada masyarakat yang meliputi pengkajian,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi masalah kesehatan dan pemecahan masalah
yang diberikan. Tindakan pencarian atau pengidentifikasian masalah kesehatan
yang lain juga merupakan bagian dari peran perawat komunitas.
2.2.
Keperawatan Keluarga
2.2.1.
Pengertian Keluarga
Adalah unit terkecil dari masayarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap
dalam keadaan saling ketergantungan (Setiadi,2008).
Keluarga adalah dua atau tiga individu yang tergabung karena hubungan
darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah
tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam peranannya masing-masing,
menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Bailon dan ( Maglaya, 1989 dalam
Setiadi,2008).
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh
ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional dan social diri tiap anggota keluarga (Duval dan logan, 1986 dalam
Setiadi,2008).
2.2.2. Tipe Keluarga
Dalam
(Sri Setyowati, 2007) tipe keluarga dibagi menjadi dua macam yaitu:
a.
Tipe Keluarga Tradisional
1)
Keluarga Inti ( Nuclear Family ) , adalah keluarga yang terdiri dari ayah,
ibu dan anak-anak.
2)
Keluarga Besar ( Exstended Family ), adalah keluarga inti di tambah dengan
sanak saudara, misalnya nenek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan
sebagainya.
3)
Keluarga “Dyad” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan istri
tanpa anak.
4)
“Single Parent” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua
(ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh
perceraian atau kematian.
5)
“Single Adult” yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang dewasa
(misalnya seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost untuk bekerja atau
kuliah)
b.
Tipe Keluarga Non Tradisional
1)
The Unmarriedteenege mather
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu)
dengan anak dari hubungan tanpa nikah
2)
The Stepparent Family
Keluarga dengan orang tua tiri
3)
Commune Family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak
ada hubungan saudara hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang
sama, pengalaman yang sama : sosialisasi anak dengan melelui aktivitas kelompok
atau membesarkan anak bersama
4)
The Non Marital Heterosexual Conhibitang Family
Keluarga yang hidup bersama dan berganti – ganti pasangan
tanpa melelui pernikahan
5)
Gay And Lesbian Family
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama
sebagaimana suami – istri (marital partners)
6)
Cohibiting Couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan
karena beberapa alas an tertentu
7)
Group-Marriage Family
Beberapa orang dewasa menggunakan alat – alat rumah
tangga bersama yang saling merasa sudah menikah, berbagi sesuatu termasuk sexual
dan membesarkan anaknya
8)
Group Network Family
Keluarga inti yang dibatasi aturan atau nilai – nilai,
hidup bersama atau berdekatan satu sama lainnya dan saling menggunakan barang –
barang rumah tangga bersama, pelayanan dan tanggung jawab membesarkan anaknya
9)
Foster Family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga
atau saudara didalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu
mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya
10) Homeless Family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan
yang permanent karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi
dan atau problem kesehatan mental
11) Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang- orang
muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi
berkembang dalam kekerasan dan criminal dalam kehidupannya
2.2.3. Struktur Keluarga
Dalam (Setiadi,2008), struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam,
diantarannya adalah:
a.
Patrilineal: adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur
garis ayah
b.
Matrilineal: adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi di mana hubungan itu disusun melalui jalur
garis ibu
c.
Matrilokal: adalah sepasang suami istri yang tingga bersama keluarga
sedarah istri
d.
Patrilokal: adalah sepasang suami istri yang tingga bersama keluarga
sedarah suami
e.
Keluarga kawinan: adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembina
keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya
hubungan dengan suami atau istri
2.2.4. Fungsi Keluarga
Dalam (Setiadi,2008) fungsi keluarga adalah beberapa
fungsi yang dapat dijalankan keluarga sebagai berikut:
a.
Fungsi Biologis
1)
Untuk meneruskan keturunan
2)
Memelihara dan membesarkan anak
3)
Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4)
Memelihara dan merawat anggota keluarga
b.
Fungsi Psikologis
1)
Memberikan kasih sayang dan rasa aman
2)
Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
3)
Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
4)
Memberikan identitas keluarga
c.
Fungsi Sosialisasi
1)
Membina sosial pada anak
2)
Membentuk norma-norma tingkah laku
sesuai dengan tingkat perkembangan anak
3)
Menaruh nilai-nilai budaya keluarga
d.
Fungsi Ekonomi
1)
Mencari sumber – sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhankeluarga
2)
Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
3)
Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa yang akan
datang, misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan sebagainya
e.
Fungsi Pendidikan
1)
Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan membentuk
perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki
2)
Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya
sebagai orang dewasa
3)
Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya
2.2.5. Peran Keluarga
Dalam (Setiadi, 2008), peranan keluarga menggambarkan
seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan
individu dalam posisi dan situasi tertentu. Berbagai peranan yang terdapat di
dalam keluarga adalah sebagai berikut:
a.
Peranan ayah: ayah sebagai suami dan istri dan anak-anak, berperan sebagai
pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala
keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkunmgan.
b.
Peranan ibu: sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan
untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan
sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga.
c.
Peranan anak: anak- anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan
tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spriritual.
2.2.6. Prinsip Perawatan Keluarga
Dalam (Setiadi,2008), ada beberapa prinsip penting yang
perlu diperhatikan dalam memberikan Asuhan Keperawatan keluarga adalah:
a.
Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan
b.
Dalam memberikan Asuhan Keperawatan Kesehatan keluarga sehat sebagai tujuan
utama
c.
Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai peningkatan
kesehatan keluarga
d.
Dalam memberikan Asuhan Keperawatan keluarga, perawat melibatkan peran
aktif seluruh keluarga dalam merumuskan masalah dan ebutuhan keluarga dalam mengatasi
masalah kesehatannya
b.
Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat proinotif dan preventif
dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif
c.
Dalam memberikan Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga, keluarga
memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin untuk kepentingan
kesehatan keluarga
d.
Sasaran Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara
keseluruhan
e.
Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan Asuhan Keperawatan kesehatan
keluarga adalah pendekatan pemecahan masalah dengan menggunakan proses
keperawatan
f.
Kegiatan utama dalam memberikan Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga
adalah penyuluhan kesehatan dan Asuhan Keperawatan kesehatan dasar atau
perawatan dirumah
g.
Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi
2.2.7. Peran Perawat Keluarga
Dalam (Setiadi,2008), memberikan asuhan keperawatan
kesehatan keluarga ada beberapa peranan yang dapat dilakukan oleh perawat
antara lain:
a.
Pemberian Asuhan Keperwatan kepada anggota keluarga
b.
Pengenal/pengamat masalah dan kebutuhan kesehatan keluarga
c.
Koordinator pelayanan kesehatan dan perawatan kesehatan keluarga
d.
Fasilitator menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah dijangkau
e.
Pendidikan kesehatan, perawat dapat berperan sebagai pendidikan untuk
merubah perilaku keluarga dari perilaku tidak sehat
f.
Penyulun dan konsultan, perawat dapat berperan memberikan petunjuk tentang
Asuhan Keperawatan dasar terhadap keluarga disamping menjadi penasehat dalam
mengatasi masalah-masalah perawatan keluarga
Halo kak apakah berkenan untuk memberikan daftar referensi/sumber dari tulisan ini?
BalasHapusJika berkenan bisa email saya di lalalndd00@gmail.com
BalasHapus